An Integrated Cold Chain Ecosystem / Ekosistem Rantai Dingin Yang Terintegrasi

AN INTEGRATED COLD CHAIN ​​ECOSYSTEM.

The mindset of cold chain businesses, which has shifted to end-to-end services, requires proper ecosystem updates to achieve cost efficiencies across all miles of the cold chain.

Establishing an effective cold chain ecosystem has become a trending topic in the global cold chain business. A well-established ecosystem will streamline logistics costs. Collaboration between players at every mile is essential.

Considering Indonesia’s climate and geography, the maritime and archipelagic cold chain ecosystem presents a unique challenge for businesses and regulators (all stakeholders).

The above information was revealed in a discussion – an online webinar between ARPI, Willog, and ASDP as well as a talk show organized by ARPI and Paxel (a cold package delivery service provider) and invited other speakers from MGM Bosco 3PL, Astro – e-grocery delivery service, and McEasy – Transportation Management System (TMS) solution service. Artificial Intelligence (AI) that can provide an IoT platform starting from the data collection layer, to the performance information layer of service providers to end users. Willog Korea provides an end-to-end AI system solution for shipping and storage. ASDP provides information for collaboration with cold chain players in optimizing port utilization that connects large islands with small islands (remote areas).

From these two events, challenges and opportunities become the foundation for the development of the national cold chain industry. ARPI, together with relevant government agencies, such as the National Standardization Agency (BSN) and the Product & Professional Certification Institute, continues to develop standards that can later be used as a quality benchmark for the industries involved and as regulations supporting national food security.

EKOSISTEM RANTAI DINGIN YANG TERINTEGRASI.

Mindset dari pelaku bisnis rantai dingin yang telah mengacu pada layanan ujung ke ujung, memerlukan update eksositemnya yang proper agar didapatkan efisiensi biaya di semua mile rantai dingin.

Membentuk eksosistem rantai dingin yang tepat guna sudah menjadi tren topik di bisnis rantai dingin global. Ekosistem yang terbentuk baik akan mengefisienkan biaya logistik yang timbul. Kolaborasi pemain di setiap titik mile diperlukan.

Di dalam mencermati kondisi iklim dan geografi Indonesia, ekosisitem rantai dingin kemaritiman dan kepulauan menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis dan regulator (semua stakeholder). Keterangan diatas terungkap dalam diskusi – webinar online antara ARPI, Willog, dan ASDP serta talkshow yang dikelola oleh ARPI dan Paxel (perusahaan penyedia layanan pengiriman paket dingin) dan mengundang pembicara lain dari MGM Bosco 3PL, Astro layanan pengiriman e-grocery, dan McEasy layanan solusi Sistem Manajemen Transportasi (TMS). Artificial Intelligence atau AI yang dapat menyediakan platform IoT mulai dari lapisan kolekting data, hingga lapisan informasi kinerja penyedia jasa ke pengguna akhir.  Willog Korea memberikan solusi sistem AI ujung ke ujung untuk pengiriman dan penyimpanan. ASDP memberikan informasi untuk kolaborasi bersama pemain rantai dingin didalam mengoptimalkan utiliasi pelabuhan yang menghubungkan antara pulau-pulau  besar dengan pulau kecil (remote area). 

Dari kedua event tersebut, tantangan dan peluang menjadi tumpuan pengembangan industri rantai dingin nasional. ARPI bersama instansi pemerintah terkait, seperti BSN dan Lembaga Sertifikasi Produk & Profesi, terus mengembangkan standar-standar yang nantinya dapat dipakai sebagai acuan kualitas industri yang terlibat serta sebagai regulasi yang mendukung ketahanan pangan nasional.