UMKM Kembali Menggeliat Di Tahun 2022 / MSME’s Written Back In 2022

UMKM KEMBALI MENGGELIAT DI TAHUN 2022 (Bahasa Indonesia)

Setelah terpuruk selama pandemi 2 tahun (2020 – 2021), UMKM di tahun 2022 ini Kembali menggeliat. Selama pandemi, berdasarkan hasil survey dari UNDP dan LPEM Universitas Indonesia, sekitar 48% UMKM mengalami masalah bahan baku, 77% pendapatannya menurun, 88% UMKM mengalami penurunan permintaan produk dan 90% lebih UMKM mengalami penurunan asset.

UMKM merupakan critical engine perekonomian nasional, karena jumlahnya melebihi 97% dari seluruh unit usaha. UMKM nasional saat ini mencapai 64,19 juta dengan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 61,97% atau senilai Rp 8.573,89 triliun, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.

Kondisi saat ini di tahun 2022, sudah sebanyak 84,8% UMKM yang tadinya terpuruk sudah dapat kembali beroperasi normal. Berdasarkan pengamatan ARPI dari informasi yang dikeluarkan pemerintah (Oktober 2022), kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai Rp 1.275,03 triliun atau tumbuh sebesar 16,75% (year on year). NPL tetap terjaga pada kisaran 4%.

Kontribusi ekspor UMKM naik dari 14,37% pada 2020 menjadi 15,69% pada tahun 2021. Upaya peningkatan pangsa pasar global ini dan daya saing UMKM, salah satunya adalah dengan memanfaatkan peluang integrasinya kedalam pasar global melalui Global Value Chain (GVC) maupun Global E-Commerce (GEC). Integrasi UKM ke dalam GVC dapat dilakukan dalam bentuk ekspor tidak langsung melalui aggregator domestic maupun perusahaan afiliasi asing.

ARPI mencatat, bahwa tantangan UMKM ke depan yang harus diatasi bersama oleh seluruh pemangku kepentingan terkait antara lain dengan inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legalitas, pembiayaan, branding dan pemasaran, SDM, standardisasi & sertifikasi, pelatihan, serta basis data tunggal.

Isu seputar pemberdayaan UMKM yang dijelaskan diatas, akan diangkat oleh ARPI mengawali aktivitas awal tahun 2023 yang akan bekerjasama dengan instansi pemerintah terkait dalam perdagangan dan industri nasional serta industri swasta berkompeten, terutama UMKM yang menggunakan rantai dingin dalam proses produksi dan pengiriman produknya, akan digelar dalam halfday seminar offline “Penataan Infrastruktur Rantai Dingin Nasional” dalam upaya peningkatan peran dan daya saing UMKM nasional. (ditulis oleh Hasanuddin Yasni, Ahli cold chain). 

MSMEs WRITTEN BACK IN 2022 (English version)

After slumping during the 2-years pandemic (2020 – 2021), MSMEs in 2022 are back on track. During the pandemic, based on survey results from UNDP and LPEM, University of Indonesia, around 48% of MSMEs experienced raw material problems, 77% of their income decreased, 88% of MSMEs experienced a decrease in product demand and 90% more MSMEs experienced a decrease in assets.

MSME is a critical engine of the national economy, because their number exceeds 97% of all business units. National MSMEs currently reach 64.19 million with a contribution to national GDP reaching 61.97% or IDR 8,573.89 trillion, and to employment is 96.9% of the total national employment absorption.

The current conditions in 2022, as many as 84.8% of MSMEs that were previously in a slump can return to normal operations. Based on ARPI’s observations of information released by the government (October 2022), MSME loans continued to increase until they reached IDR 1,275.03 trillion or grew by 16.75% (year on year). NPL is maintained at around 4%.

The export contribution of MSMEs has increased from 14.37% in 2020 to 15.69% in 2021. One of the efforts to increase global market share and the competitiveness of MSMEs is to take advantage of opportunities for integration into the global market through Global Value Chain (GVC) and Global E-Commerce (GEC). SME integration into GVC can be done in the form of indirect exports through domestic aggregators or foreign affiliated companies.

ARPI noted that the future challenges for MSMEs that must be overcome jointly by all related stakeholders include innovation and technology, digital literacy, productivity, legality, financing, branding and marketing, human resources, standardization & certification, training, and a single database.

The issue regarding MSME empowerment described above, will be raised by ARPI starting its activities in early 2023 which will collaborate with relevant government agencies in national trade and industry as well as competent private industries, especially MSMEs that use cold chain in the process of production and delivery of their products, will be held in half day offline seminar “National Cold Chain Infrastructure Arrangement” in an effort to increase the role and competitiveness of national MSMEs. (written by: Hasanuddin Yasni, cold chain Expert).