GENJOT PEMAKAIAN PRODUK LOKAL, KEMENTERIAN ESDM BERIKAN INSENTIF
Liputan6.com, Jakarta. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menilai perlu ada insentif untuk menggenjot penggunaan barang dan jasa dalam negeri.
Saat ini pemerintah sedang mencari langkah untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Dia mengaku instansinya telah memikirkan insentif bagi investasi yang mementingkan TKDN, agar penggunaan produk dalam negeri dapat meningkat. “Nah pendekatan kita di ESDM lebih ke komersial, insentif lebih ke komersial kalau pakai dapat insentif kalau nggak pakai nggak dapat insentif,” kata Arcandra, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, di Jakarta.
Pemerintah akan menerbitkan payung hukum berupa Instruksi Presiden (Inpres). Saat ini sedang dirumuskan langkah untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Selanjutnya Arcandra Tahar mengatakan, pemerintah saat ini sedang mencari upaya untuk mendorong TKDN, agar industri dan jasa dalam negeri menjadi tuan rumah di negara, dalam kesempatan lain.
CATATAN ARPI
Bagi sektor industri cold chain nasional, tidak mudah untuk memenuhi TKDN 30-40%, karena kendala keterbatasan teknologi mesin-mesin pendingin, seperti kompresor, kondensor, evaporator, dan beberapa parts lain. Industri lokal baru mampu dalam membuat PU panel dan sejenisnya, dan itupun sebagian masih menggunakan raw material yang diimpor dari luar karena jumlah produksi lokal tidak mencukupi dan relatif lebih mahal harganya. Dalam pembuatan PU panel ini, nilai TKDN baru berkisar 10-15%.
Untuk itu, ARPI menyambut baik atas inisiatif dari Kementerian ESDM yang juga didukung oleh Kementerian Perindustrian yang juga mempunyai otoritas ini berupa insentif dan penghapusan bea masuk untuk item-item tertentu. Tapi jangan disamakan penilaiannya dengan industri lain seperti industri ponsel yang penguasaan teknologinya lebih baik.
Pada minggu depan, 17 Mei 2017, Kementerian Perindustrian mengajak ARPI dan industri cold chain terkait dalam hal persiapan tentang hal ini.