Walaupun produksi beberapa jenis komoditas pertanian turun, sektor industri pendingin tetap tumbuh baik. Hal ini diungkapkan ARPI dalam agenda Focus Group Discussin bertopik “Evaluasi Pengembangan Logistik di Indonesia”. Pertumbuhan terkait dengan kesadaran yang meningkat dari warga akan safety dan healthy food, disamping pertambahan jumlah warga kelas menengah. Tahun lalu (2016) kapasitas terpasang cold room tumbuh sebesar 524.000 m2 atau ekuivalen dengan 128.000 ton (atau 5,5%). Demikian pula halnya dengan refrigerated vehicle yang tahun lalu mencapai jumlah 276 kendaraan (ekuivalen 9,5%). Tantangan kedepan masih sangat besar didalam mendukung kebutuhan nasional, yang saat ini baru 27% terpenuhi untuk cold room dan 11% untuk refrigerated vehicle.
ARPI juga memaparkan tentang national future cold chain system, dimana small stakeholders (fish-beef-poultry industries) yang berada pada remote area dapat difasilitasi infrastruktur cold chain yang tepat guna. Selanjutnya, dibangun infrastruktur cold chain yang lebih lengkap yang disesuaikan dengan area pelabuhan yang berfungsi sebagai tol laut, sebelum produk tersebut dikelola dengan manajemen terkoneksi lewat transportasi udara, darat dan laut. Disamping itu, manajemen software area-area tersebut terutama di sentral-sentral logistik saat ini (Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Bali dan Kepulauan Maluku) harus diperbaiki yang dapat mengurangi antrian bongkar muat barang sebagai nantinya menjadi salah satu international port berkelas terbaik di dunia.
Standar Nasional di dalam memproteksi industri pendingin lokal seperti insulated panel dalam pertumbuhannya, pemerintah harus juga memberikan insentif-insentif ataupun pembebasan pajak yang membebani daya saing produk.
Focus Group Discussion ini diadakan oleh Badan Litbang Kementerian Perhubungan, 7 November 2017 kemarin. Hadir pula pembicara lain dari DitJen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta dari internal kementerian yaitu DitJen Perhubungan Udara dan DitJen Perhubungan Laut. KKP menjelaskan tentang program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) dimana KKP berinisiatif membuka peluang investasi di area-area produktif melalui pilot project cold chain infrastructure agar terwujud konektivitas yang baik, dari hulu ke hilir. Internal kementerian memaparkan program-program konektivitas angkutan udara dengan angkutan daratnya (seperti kereta api) dan angkutan laut (Tol laut) dengan angkutan daratnya (seperti refeer container ataupun refrigerated vehicle).
Hadir dalam acara ini, dari beberapa intansi pemerintah seperti Kementerian Keuangan (DitJen Pajak), Bappenas, dan asosiasi lainnya, seperti SCI, INSA.