NATIONAL INVESTMENT OPPORTUNITY ON FISHERIES COLD STORAGE INDUSTRY
Indonesia, as a maritime center for the world, has provided investment opportunity in cold storage by using advanced technology. This was revealed in a Focus Group Discussion (FGD) concerning on the development of cold storage industry investment that focuses on national fisheries industry. The FGD held in BPKM (Coordinating Investment Board RI) was attended by speakers from the ministries, ARPI, Perum Perikanan Indonesia, and other government institutions.
As a host for the FGD, BPKM elaborated the rise of investment in this industry for the last 10 years, either from PMA or PMDN project. Meanwhile, the Directorate of Food, Marine and Fisheries Industry, RI Ministry of Industry explained the strategy that is currently and will be implemented in the future. This strategy is accompanied by a few cold storage pilot project in the effort of opening investment opportunity for business owner.
The Directorate of Business and Investasment, RI Ministry of Marine Affairs & Fisheries illustrated the roadmap of cold storage industry growth with a number of priorities including establishing cold chain industry facilities such as cold storage that is equipped with cold storage truck and ice factory. Today, the capacity of cold storage for fisheries just reached 200 thousand tons. It is far below the need of 1,7 million tons of storage. The outer islands of Indonesia are the potential place to develop cold chain infrastructure.
Perum Perikanan Indonesia, which represents other related industries, clarified the details about the handling of fisheries supply chain in order to high quality products. Different types of ice that is suitable for different exploration areas are very needed. It has been a challenge in this industry.
ARPI (Indonesia Cold Chain Association) focuses on the mindset of total function in cold chain system. This matter is an effort to lower distribution and logistics cost. This mindset is imperative as a foundation to create cold chain system infrastructure as a requirement in food security program. ARPI demonstrated that 708 unit of cold storage-based fish processing businesses are only able to produce 3-5 tons of high quality product a day, or 15% equivalent from existing potential. Cold storage capacity that has been installed from those business units only reached 226 thousand tons (1,1 million tons equivalent per year with 5 times product turn over). This issue becomes a challenge for future investment in the industry.
In further discussion, BPPT (RI Agency for Assesment & Aplication Technology) added its readyness for gradually improving technology of cold storage machines with national standards. A few cold storage machine manufacturers that already have workshop in Indonesia claims that they are ready for the latest technology which features low energy consumption, easy monitoring system, good aftersales service, and advanced training for future technicians.
Bahasa Indonesia
PELUANG INVESTASI NASIONAL INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT (INDUSTRI COLD STORAGE)
Dengan mengutamakan teknologi terkini, Indonesia sebagai poros maritim dunia, menyediakan peluang investasi di industri cold storage dengan industri pendukung lainnya. Hal ini terungkap dalam diskusi FGD di BKPM oleh Direktorat Perencanaan Industri Manufaktur, dengan topik: Pengembangan Investasi Industri Pengolahan Hasil Laut (Cold Storage) yang berfokus untuk industri kelautan dan perikanan nasional yang menghadirkan pembicara lintas kementerian dan institusi pemerintah lainnya serta asosiasi terkait (ARPI) dan Perum Perikanan Indonesia.
BKPM selaku host FGD ini, menjelaskan peningkatan investasi di industri ini dlm 10 thn belakangan ini, baik project dari PMA maupun PMDN. Sementara itu, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, Kementerian Perindustrian menjelaskan tentang strategi yang telah dijalankan dan kedepannya dengan beberapa pilot project berbasis cold storage didalam upaya membuka peluang investasi bagi pelaku usaha.
Direktorat Usaha dan Investasi, Kementerian Kelautan & Perikanan, menjelaskan roadmap pengembangan industri pengolahan dan cold storage, dengan beberapa prioritas pembangunan fasilitas industri cold chain seperti cold storage yang dilengkapi sarana prasarana lainnya (truk berpendingin dan pabrik es). Kapasitas terpasang cold storage saat ini untuk pemenuhan industri perikanan baru mencapai 200 ribu ton dari kebutuhan 1,7 juta ton. Pulau-pulau terluar yang potensial difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur cold chain nya.
Perum Perikanan Indonesia yang mewakili industri terkait, menjelaskan detail tentang penanganan supply chain hasil laut dan perikananan di dalam menghasilkan mutu produk yang baik. Kebutuhan es dengan masing-masing tipikal sesuai area eksplorasi memang sangat dibutuhkan. Hal ini masih menjadi tantangan kedepan bagi industri ini.
Dari ARPI memfokuskan tentang mindset total fungsi sistem rantai pendingin (cold chain system) didalam upaya menurunkan biaya distribusi dan logistik yang selama masih dirasakan. Mindset ini penting sebagai pondasi untuk merancang infrastruktur cold chain system menjadi satu kebutuhan didalam program ketahanan pangan. ARPI memaparkan bahwa sebanyak 708 unit usaha proses (pengolahan) hasil perikanan berbasis cold storage, hanya mampu berproduksi 3-5 ton perhari didalam menghasilkan mutu produk bernilai tambah atau ekuivalen 15% dari potensi yang ada. Kapasitas cold storage terpasang dari unit usaha tersebut baru mencapai 226 ribu ton saja (ekuivalen 1,1 juta ton pertahun dengan turn over produk 5 kali). Hal ini menjadi sebuah tantangan investasi kedepan di industri ini.
Didalam diskusi lebih lanjut, BPPT menambahkan kesiapan lembaganya didalam alih teknologi mesin-mesin pendingin berbasis kompetensi nasional secara bertahap kedepan. Beberapa prinsipal manufaktur mesin-mesin pendingin yang sudah mempunyai workshop di Indonesia menyatakan kesiapan fasilitas teknologi terkini yang hemat energi, sistem monitor yang lebih mudah, layanan purna jual, hingga ke pelatihan bagi calon teknisi ataupun maintenance.