Site icon ARPIonline

Crucial Factors In Alternative Energy and Connectivity Provision / Faktor Krusial Energi Alternatif dan Penyediaan Konektivitas

CRUCIAL FACTORS IN ALTERNATIVE ENERGY AND CONNECTIVITY PROVISION

The development of the global cold chain industry has now entered a phase of acceleration. Asia-Pacific and Latin American countries are leading the charge. However, not all Asia-Pacific countries are experiencing the same acceleration. In fact, China has experienced a slowdown in development, and its industry players are seeking to expand their capabilities to other countries, including Indonesia. The Indonesian market continues to grow and dominate the ASEAN region market 38%.

To further strengthen cold chain management in Indonesia in various areas, especially those with limited electricity supply, ARPI held a roadshow to the North Sulawesi region (October 19-21, 2025), which still requires a good cold chain solution considering this region is one of the national producers of marine and fishery products. The ARPI team held intensive discussions with the ARPI Manado Chapter, the North Sulawesi Logistics and Freight Forwarding Association, PT. ASDP & Ferry Indonesia, the Provincial Maritime Affairs and Fisheries Office, and the Ocean Fishing Port in Bitung.

The visit provided insights into how to establish a cold chain platform in the region.

1. Sea toll vessels can only be utilized to a small extent for shipping chilled products due to the lack of plug-ins on board and in ports. Alternative energy sources such as PCM are absolutely necessary.

2. Mini cold storage in remote or remote areas (underdeveloped, frontier, and outermost) remains difficult to install due to limited electricity supply of less than 50%. Solar panels, as a new and sustainable source of energy, and batteries are needed.

ARPI will continue to explore this business opportunity by collaborating with players to ensure a well-established cold chain.

FAKTOR KRUSIAL ENERGI ALTERNATIF DAN PENYEDIAAN KONEKTIVITAS

Perkembangan industri rantai dingin global saat ini telah memasuki tahap percepatan. Negara Asia Pasifik dan Amerika Latin memegang kemudi percepatan perkembangan industri ini. Tetapi tidak semua negara Asia Pasifik mengalami percepatan yang sama, bahkan China telah mengalami perlambatan perkembangan dan para pemain industri mereka telah berupaya untuk mengembangkan kemampuannya ke negara lain, diantaranya Indonesia. Pasar Indonesia terus berkembang dan menguasai pasar Kawasan ASEAN 38%.

Untuk lebih memperkuat pengelolaan rantai dingin di Indonesia di berbagai area, terutama yang suplai energi listriknya terbatas, ARPI mengadakan roadshow ke wilayah Sulawesi Utara (19-21 Oktober 2025) yang masih memerlukan solusi rantai dingin yang baik mengingat daerah ini merupakan salah satu penghasil produk kelautan dan perikanan nasional. Tim ARPI melakukan diskusi intensif dengan Chapter ARPI manado, Asosiasi Logistik dan Freight Forwarding Sulawesi Utara, PT. ASDP & Ferry Indonesia, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi, dan Pelabuhan Perikanan Samudera di Bitung.

Kunjungan yang dilakukan memberikan insight-insight untuk bagaimana membuat platform rantai dingin di derah tersebut.

1. Kapal tol laut hanya sebagian kecil dapat dimanfaatkan untuk pengiriman produk dingin karena ketidak tersediaan plug in di atas kapal dan pelabuhan. Energi alternatif seperti PCM mutlak diperlukan

2. Mini cold storage di area remote atau 3 (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih sulit diinstalasi karena keterbatasan suplai energi listrik yang kurang dari 50%. Solar panel sebagai energi baru dan kontinu serta battery diperlukan.

ARPI akan terus melakukan penetrasi peluang bisnis ini dengan mengkolaborasikan pemain agar rantai dingin tersedia dengan baik.

Exit mobile version