REFRIGERATED PACKAGE DELIVERY (English Version)
The refrigerated package delivery (cool parcel delivery) which is currently attracting the attention of the world’s cold chain players, creates a promising business opportunity. Delivery service players who were previously in the business of shipping non-refrigerated products (dry products) are gradually creating a refrigerated package delivery platform using the platform they have used in dry package delivery. But it is not easy to implement because refrigerated packages require a more solid infrastructure that connects every point without breaking (temperature range and controlled), from the starting point of delivery to the end point (receiver – end user).
What requirements must be met by this refrigerated package delivery service provider as the foundation for business management and investment, as follows:
Investment Capital.
Sufficient and structured investment capital is required. Structured in the sense of the word continues to develop according to the plan in empowering competition with fellow industries. Investment capital is often not well structured if the industry plays alone in providing infrastructure at each point because most of the management patterns still rely on dry package delivery (without refrigeration). The business network contained in a harmonious agreement has become a requirement for this refrigerated package delivery service provider.
Management Model at Every Point.
Many of these package delivery service providers ignore modeling (SOP) at every point where loading and unloading of products occurs, and the number of these points is highly dependent on the provision of infrastructure from the platform that has been created and will be adapted to current market conditions. Don’t rely on the dry package delivery infrastructure platform they have done.
Infrastructure Provision of Precise Delivery.
Based on the investment capital capability of service providers, the business network is progressing according to delivery coverage, road infrastructure and traffic situation in the destination area, and the target market to be achieved so that the management model at each point can become the branding of service providers.
Service Provider Branding.
Service providers can create branding according to their abilities (investment capital, business networks, etc.) and target market (users). The target market can fall into a general market environment – standard (shipping costs are competitive with a thin margin), or a medium and premium market environment with different shipping costs. For service providers who have started with the initial market in the general environment, they can still create other branding with a medium and premium target market with different branding slogans.
As we know, cold chain infrastructure always pays attention to good management from the first mile to the last mile or upstream to downstream. For this reason, a digitalization platform that is connected properly is needed to reduce costs at every point and make it easier to monitor product movements.
Written by: Hasanuddin Yasni, Indonesian cold chain expert, Chairman of the Indonesian Cold Chain Association (ARPI).
Picture: two – wheeled vehicles with refrigerated insulation
PENGIRIMAN PAKET BERPENDINGIN (Bahasa Indonesia)
Pengiriman paket berpendingin yang saat ini telah menarik perhatian para pemain rantai dingin dunia, membuat sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Pemain pelayanan pengiriman yang sebelumnya terjun di bisnis pengiriman produk tanpa pendingin (produk kering) secara bertahap membuat platform pengiriman paket berpendingin dengan bekal platform yang telah mereka lakukan dalam pengiriman paket kering. Tetapi tidak mudah di dalam menerapkannya karena paket berpendingin memerlukan infrastruktur yang lebih solid yang menghubungkan setiap titik tanpa putus (rentang temperatur dan terkontrol), dari titik awal pengiriman sampai dengan titik akhirnya (penerima – pemakai terakhir).
Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa pengiriman paket berpendingin ini sebagai pondasi manajemen usaha dan investasi nya, sebagai berikut:
Kapital Investasi.
Diperlukan kapital investasi yang cukup dan terstruktur. Terstruktur dalam arti kata terus berkembang sesuai dengan perencanaan di dalam memberdayakan kompetisi dengan sesama industri. Kapital investasi sering tidak terstruktur dengan baik jika industri bermain sendiri dalam penyediaan infrastruktur di tiap titik karena sebagian besar pola manajemennya masih mengandalkan pola pengiriman paket kering (tanpa pendingin). Jejaring usaha yang tertuang di dalam sebuah perjanjian yang harmonis sudah menjadi satu persyaratan bagi penyedia jasa pengiriman paket berpendingin ini.
Model Pengelolaan di Setiap Titik.
Banyak penyedia jasa pengiriman paket ini mengabaikan pembuatan model (SOP) di setiap titik dimana terjadi bongkar muat produk, dan jumlah titik-titik ini sangat bergantung kepada penyediaan infrastruktur dari platform yang telah dibuat dan akan disesuaikan dengan kondisi pasar terkini. Jangan bergantung kepada platform infrastruktur pengiriman paket kering yang telah mereka lakukan.
Penyediaan Infrastruktur Pengiriman yang Tepat.
Berbasis kepada kemampuan kapital investasi penyedia jasa, diprogres jejaring usaha yang sesuai dengan daya jangkau pengiriman, situasi infrastruktur jalan dan lalu lintas area tujuan, dan target pasar yang ingin dicapai agar model pengelolaan di setiap titik dapat menjadi branding penyedia jasa.
Branding Penyedia Jasa.
Penyedia jasa bisa membuat branding yang sesuai dengan kemampuan (kapital investasi, jejaring usaha, dan lainnya) dan target pasar (pengguna). Target pasar bisa masuk kepada lingkungan pasar umum – standar (biaya pengiriman bersaing ketat dengan marjin tipis), atau lingkungan pasar medium dan premium dengan biaya pengiriman yang berbeda. Bagi penyedia jasa yang sudah memulai dengan pasar awal di lingkungan umum masih bisa membuat branding lainnya dengan target pasar medium dan premium dengan slogan branding yang berbeda.
Seperti kita ketahui, bahwa infrastruktur cold chain selalu memperhatikan pengelolaan yang baik dari first mile ke last mile atau hulu ke hilir. Untuk itu sangat diperlukan platform digitalisasi yang terhubung dengan baik untuk menekan biaya2 yang ada di setiap titik dan lebih mudah di dalam pengawasan pergerakan produk.
Ditulis oleh: Hasanuddin Yasni, tenaga ahli cold chain Indonesia, Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI).