Site icon ARPIonline

Insentif Pajak Untuk Ekspansi Industri ke Pelosok

Insentif Pajak untuk Ekspansi Industri ke Pelosok

ARPI : menyikapi breakfast morning lintas asisiasi dengan DirJen Bea Cukai kemarin (8 Agustus 2017), dimana diskusi berfokus kepada: 1. Program kemudahan penyelesaian custom clearance, dan 2. Insentif fiskal, yang sudah diwacanakan sbb:

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diminta memberikan insentif pajak bagi pelaku industri yang membangun fasilitas produksi di pelosok Indonesia. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan, insentif untuk pabrik di luar pusat pertumbuhan ekonomi bisa mendorong perusahaan berekspansi ke pelosok Indonesia. Dijelaskan, pemerintah seharusnya bisa memberikan kompensasi kerugian bagi kelompok usaha yang mendirikan pabrik di daerah rintisan. Kerugian produksi di daerah rintisan bisa dikompensasi kepada kewajiban pajak perusahaan induk di wilayah pusat pertumbuhan ekonomi.

“Ini mendorong rintisan baru di medan-medan usaha yang berat. Jadi sister-sister company tersebut bisa terus berproduksi di daerah-daerah yang dinilai kurang menguntungkan,” kata Adhi kepada Bisnis.

Dia juga menyarankan, pemerintah bisa mendorong industri yang sudah ada untuk berekspansi melalui penurunan batasan minimal investasi bagi perusahaan yang ingin mendapatkan fasilitas kemudahan fiskal. “Misalnya tax holiday, Rp1 triliun. Ini terlalu besar. Padahal banyak sekali industri yang bisa didorong ke wilayah timur Indonesia,” kata Adhi.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah berniat memperluas berbagai insentif fiskal bagi investasi baru kepada industri yang sudah lama beroperasi di Indonesia.

Dia menjelaskan, perluasan insentif tersebut merupakan bagian dari strategi Kementerian Perindustrian mendorong aktivitas ekspansi produksi pada 2017.

“Kami dorong semua, tetapi pada 2017 fokus kami adalah ekspansi. Mendorong industri yang sudah ada untuk berekspansi karena investasi baru dampaknya tidak langsung, bisa 2–3 tahun ke depan,” kata Airlangga.

Exit mobile version