Site icon ARPIonline

Industri Peternakan Sapi di NTT

Modal+Usaha+Beternak+Sapi+Penting+Untuk+Memaksimalkan+dan+Mengembangkan+Peluang+Usaha+Ternak+Sapi+Potong

PD Dharma Jaya, Badan Usaha Milik Daerah bidang pangan DKI siap membangun industri peternakan sapi di Nusa Tenggara Timur yang diproyeksikan bisa dieksekusi pada tahun depan.

Direktur Utama Dharma Jaya Marina Ratna mengatakan pihaknya telah merogoh kocek Rp36 miliar untuk investasi industri peternakan tersebut di Kupang, NTT seluas 420 hektare.

“Kami ingin punya peternakan yang benar-benar berskala industri agar bisa menampung lebih banyak sapi untuk kebutuhan DKI Jakarta,” ujarnya, Kamis (24/8).

Menurutnya, peternakan sapi di NTT tersebut nantinya bisa menampung sekitar 1.000 sapi untuk pasokan DKI Jakarta sehingga bisa memanfaatkan sapi lokal.

Dia mengatakan lahan seluas 420 hektare tersebut cukup ideal bagi peternakan berskala industri. Nantinya, satu hingga dua ekor akan menempati lahan seluas satu hektare untuk memberikan keleluasaan sapi mencari pakan di lahan yang telah diberikan.

Selama ini, kata dia, masih sangat jarang peneternakan bersakala industri ditemukan di Indonesia seiring dengan sulitnya menemukan lahan luas untuk mengembangkan sapi.

Marina menuturkan Dharma Jaya telah memeroleh pemenang lelang untuk mengembangkan peternakan industri di NTT tersebut. Saat ini perusahaan pengembang peternakan tengah mematangkan feasibility study dan detail enginering design hinga Oktober mendatang.

“Kami harus hati-hati berinvestasi dalam mengembangkan peternakan industri ini. Apalagi ini tempatnya di NTT. Kemungkinan besar eksekusi pembangunan peternakan dilakukan pada 2018,” katanua.

Marina menambahkan peternakan sapi di NTT tersebut nantinya akan dibagi antara lain 10% untuk sapi pembibitan dan 90% untuk sapi penggemukan. Adapun, sapi akan didatangkan dari peternak setempat.

Dihubungi terpisah, Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Muladno mengatakan Dharma Jaya harus memastikan lahan yang akan dijadikan peternakan industri di NTT tersebut mencukupi pakan.

Menurutnya, jika tidak bisa mencukupi pakan, Dharma Jaya harus menyiapkan pakan alternatif lain selain rumput yakni limbah pertanian yang sehat agar sapi-sapi yang siap dikirim ke Jakarta memiliki bobot ideal.

Dia menambahkan langkah Dharma Jaya selaku BUMD DKI patut diapresiasi karena dengan membangun peternakan berskala besar nantinya akan berdampak positif terhadap pasokan bagi warga Jakarta.

“Dengan punya peternakan sendiri, Dharma Jaya akan jadi perusahaan yang bergerak di hulu dan hilir. Tentunya ini diharapkan bisa berdampak terhadap harga yang bisa dinikmati masyarakat,” paparnya.

Mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian itu menambahkan selama ini pasokan daging terutama di Jakarta lebih banyak berasal dari daging kerbau impor asal India.

“Itupun tidak lebih mending karena justru harga daging kerbau India lebih mahal, dan ini berdampak terhadap peternakan rakyat,” katanya.

(dikutip dari Bisnis Indonesia, Bisnis.com)

Exit mobile version