Site icon ARPIonline

Animo Industri Rantai Dingin Nasional / Interest in National Cold Chain Industry

ANIMO INDUSTRI RANTAI DINGIN NASIONAL

Berbagai isu seputar pangan dan obat-obatan terus berkembang. Perkembangan isu lebih kepada isu bagaimana solusi penanganan mutu produk-produk tersebut dan dapat disediakan sepanjang waktu dalam kondisi apapun termasuk kekurangan persediaan akibat cuaca ekstrim dan tidak sesuai dengan prediksi. Semua hal tersebut, menjadi bahan pertimbangan utama Badan Eksekutif ARPI untuk menyelenggarakan Indonesia Cold Chain Infrastructure Summit, pada tanggal 19-20 Agustus 2025 lalu di Assembly Hall Menara Mandiri, Jakarta.

Dengan dihadiri lebih dari 250 partisipan dan eksibitor, summit yang berfokus pada capaian infrastruktur rantai dingin kedepan, yang memerlukan kolaborasi sesama pemangku kepentingan dan didukung dengan regulasi yang proper dari instansi pemerintah sebagai regulator, animo percepatan pengembangan industri rantai dingin sangat tinggi.

Sebagai pembicara (narasumber), dari sisi instansi pemerintah: 1. Kementerian Perindustrian (kondisi terkini industri mesin-mesin pertanian termasuk mesin pendingin dan capaian Total Kandungan Dalam Negeri / TKDN), 2. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS (Program Logistik Nasional sampai dengan 2024 – 2029), 3. Kementerian Lingkungan Hidup, dengan program perlindungan lapisan ozon dengan pengurangan emisi karbon dan pemanfaatan bahan pendingin rendah GWP), 4. Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral / ESDM, dengan program peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan di dalam mendukung keberlanjutan penyediaan energi, 5. Kementerian Koordinator Bidang Pangan, tentang program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), 6. Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang menekankan pelaksanaan regulasi distribusi dingin untuk produk hasil perikanan, 7. Kementerian Perhubungan yang menekankan pentingnya mekanisme integrasi angkutan multimoda agar pengiriman produk mudah rusak ke seluruh wilayah Indonesia dapat dikelola dengan baik, 8. Badan Standardisasi Nasional / BSN, yang menekankan pentingnya standar-standar pengiriman dan penyimpanan dingin untuk produk-produk yang mudah rusak karenan suhu (produk sensitif terhadap perubahan temperatur).

PT. ASDP Ferry Indonesia menjelaskan program pengembangan bisnis infrastruktur rantai dingin di fasilitas pelabuhan yang mereka kelola, Sucofindo mengekspos ID-Survey di dalam menyediakan pengujian dan proses sertifikasi SNI.

Pembicara utama dari anggota ARPI adalah: Carrier Transicold dan Alpine Cool Utama yang bahu membahu menjelaskan efisiensi pengiriman dan penyimpanan produk sensitif temperatur dengan penyediaan perangkat pendingin yang proper; Pembicara pendukung lainnya, yaitu: dua prinsipal branded mesin pendingin, Copeland dan Daikin menjelaskan pentingnya monitoring kinerja mesin pendingin melalui digitalisasi layanan purna jual; lembaga pelatihan manajeman usaha dengan penguasaan ISO, Mitra Berdaya Optima; dan lembaga sertifikasi halal logistik LPPOM yang dikelola oleh MUI.

Asosiasi pendukung acara: GAPMMI, SCI, dan ABUPI, juga menjelaskan pentingnya penyediaan rantai dingin di industri makanan dan minuman, di pelabuhan darat, laut, dan udara, serta manajemen rantai pasok nasional. Juga diketengahkan topik oleh para pakar logistik tentang National Logistics Ecosystem dan akademisi IPB University tentang manajemen rantai pasok dingin terutama untuk produk halal. Boston Consulting Group (BCG) menjelaskan skema-skema proses rantai pasok dan penyimpanan dingin yang proper agar Indonesia dapat unggul di bidang rantai dingin; branded cloud system Huawei menjelaskan pentingnya konektivitas yang baik dengan pengadaan sistem cloud / IOT yang proper. .

Eksibitor lain yang turut mendukung acara ini selain para narasumber government official adalah: Mayekawa (sistem CO2), Delima Mandiri (pengiriman paket dingin dengan motor roda dua), BRENNTAG (penyediaan future-refrigerant yang ramah lingkungan dan hemat energi), dan manufaktur MS Plastindo yang dapat memproduksi pallet plastik berkualitas dengan bahan baku original tahan lama. Pendukung lainnya: CT Technologies, Sumber Mandiri, IHI Corporation, Willog (Korea), dan Bank UOB

Di dalam penyelenggaraan summit ini, ARPI didukung penuh oleh Kristamedia Pratama, EO berskala internasional, dan Bumi Daya Plaza sebagai pengelola gedung. Presiden Global Cold Chain Alliance (GCCA) juga memberi sambutan nya yang nenjelaskan dukungannya terhadap industri rantai dingin di Indonesia. UK Cold Chain Federation dalam tayangan presentasi melalui video menjelaskan bagaimana mengembangkan industri rantai dingin mereka dalam 7 tahun belakangan ini sehingga peningkatan instalasinya menjadi 2 kali dari data terupdate. Saat ini total logistik rantai dingin mereka telah mencapai 253% dari total di Indonesia.

INTEREST IN THE NATIONA COLD CHAIN INDUSTRY

Various issues surrounding food and pharmaceuticals continue to develop. These emerging issues focus more on how to manage the quality of these products and ensure their availability at all times under any conditions, including shortages due to extreme and unpredictable weather.

All of these issues were key considerations for the ARPI Executive Board in holding the Indonesia Cold Chain Infrastructure Summit on August 19-20, 2025, at the Menara Mandiri Assembly Hall, Jakarta.

The summit, which featured a conference and exhibition, was presented over two days. The first day highlighted topics related to refrigeration system technology, such as green energy, small-capacity refrigeration machines (freon refrigerant), medium- and large-capacity refrigeration machines (ammonia and CO2 refrigerants) with digitalized performance monitoring, the quality of general warehouse support equipment, and frozen warehouse operational technology and frozen food delivery. Meanwhile, the second day highlighted logistics technology topics, such as standardization, the condition of the logistics supply chain, and opportunities for frozen food businesses where the cold chain plays a significant role.

Attended by more than 250 participants and exhibitors, the summit focused on future cold chain infrastructure achievements, which require collaboration among stakeholders and are supported by proper regulations from government agencies as regulators. The enthusiasm for accelerating the development of the cold chain industry was very high.

As speakers (resource persons), from the government agency side: 1. Ministry of Industry (current condition of agricultural machinery industry including refrigeration machines and achievement of Total Domestic Content / TKDN), 2. Ministry of National Development Planning / BAPPENAS (National Logistics Program until 2024 – 2029), 3. Ministry of Environment, with ozone layer protection program by reducing carbon emissions and utilization of low GWP refrigerants), 4. Ministry of Energy and Mineral Resources / ESDM, with program to increase the use of new and renewable energy in supporting the sustainability of energy supply, 5. Coordinating Ministry for Food, regarding the Red and White Village Cooperative (KDMP) program, 6. Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, which emphasizes the implementation of cold distribution regulations for fishery products, 7. Ministry of Transportation which emphasizes the importance of multimodal transportation integration mechanisms so that the delivery of perishable products throughout Indonesia can be managed well, 8. National Standardization Agency / BSN, which emphasizes the importance of cold shipping and storage standards for products that are easily damaged by temperature (sensitive temperature products).

PT. ASDP Ferry Indonesia explained its cold chain infrastructure business development program at the port facilities it manages. Sucofindo presented its ID-Survey approach to providing testing and the SNI certification process.

Keynote speakers from ARPI members included Carrier Transicold and Alpine Cool Utama, who worked together to explain the efficiency of shipping and storing temperature-sensitive products by providing proper cooling equipment. Other supporting speakers included: two principals of branded refrigeration equipment, Copeland and Daikin, who explained the importance of monitoring refrigeration equipment performance through digitized after-sales service; Mitra Berdaya Optima, an ISO-certified business management training institution; and the halal logistics certification body, LPPOM, managed by the Indonesian Ulema Council (MUI).

The event’s supporting associations, GAPMMI, SCI, and ABUPI, also explained the importance of providing a cold chain in the food and beverage industry, at land, sea, and air ports, as well as national supply chain management. Logistics experts also discussed the National Logistics Ecosystem, and IPB University academics discussed cold supply chain management, particularly for halal products. Boston Consulting Group (BCG) explains proper supply chain and cold storage process schemes so that Indonesia can excel in the cold chain sector; Huawei’s branded cloud system explains the importance of good connectivity by procuring a proper cloud / IoT system.

Other exhibitors supporting the event, in addition to the government officials, included: Mayekawa (CO2 systems), Delima Mandiri (delivery of cold packages by motorcycle), BRENNTAG (supplying environmentally friendly and energy-efficient future refrigerants), and MS Plastindo, a manufacturer that produces high-quality plastic pallets from durable, original raw materials. Other supporters are: CT Technologies, Sumber Mandiri, IHI Corp. Ltd, Willog (Korea), and UOB Bank.

ARPI’s summit was fully supported by Kristamedia Pratama, an international event organizer, and Bumi Daya Plaza as a building management. The President of the Global Cold Chain Alliance (GCCA) also delivered remarks, explaining his support for the cold chain industry in Indonesia. The UK Cold Chain Federation, in a video presentation, explained how they have developed their cold chain industry over the past seven years, doubling installations, according to the most recent data. Their total cold chain logistics footprint has now reached 253% of Indonesia’s total.

Exit mobile version